Selasa, 03 November 2009

Sekelumit kisah anak adam. Kitakah?


Pemimpin Uni Sovyet tidak mengatakan sepatah kata pun tentang ledakan ini hingga dua hari kemudian, tepatnya tanggal 28 April 1986, setelah para ilmuwan Swedia melaporkan terjadinya peningkatan radioaktif di atmosfer negara mereka sendiri, kemudian melacaknya kembali ke Chernobyl.
Masih ingatkah tentang bencana nuklir terburuk sepanjang masa?
Album 100 Bencana Terbesar Sepanjang Masa yang disusun oleh Stephen J. Spignesi merekamnya. “Pada tanggal 26 April 1986, pukul 1.24 dini hari, unit 4 Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl meledak. Terjadi dua kali ledakan sangat besar dalam waktu tiga detik, yang telah meruntuhkan atap gedung. Gas radioaktif, reruntuhan bangunan, dan material berasal dari dalam gedung reaktor, telah terlempar ke udara setinggi dua pertiga mil (1 km). Potongan serpihan bahan bakar reaktor yang sangat panas beterbangan di udara dan jatuh dalam jarak nyaris mencapai satu mil (1,6 km) jauhnya, menyulut kebakaran radioaktif yang menerangi wilayah itu.”
Inilah potret buram tentang pencapaian manusia demi memuaskan hasrat hidupnya. Dalam kasus Chernobyl, niat baik itu—karena sejatinya, PLTN Chernobyl dimaksudkan untuk mensuplai listrik, dan juga, ini niat buruk yang terselubung, menyediakan plutonium dalam tingkat persenjataan penghancur masal yang terus menerus bagi negara adidaya itu— berubah menjadi bencana kemanusiaan terburuk sepanjang masa. Beruntunglah, kasus tersebut menjadikan pelajaran yang amat mahal dan berharga bagi kelangsungan hidup umat manusia di kemudian hari. Perang dingin telah usai. Perlombaan produksi senjata penghancur masal sudah ditiadakan. Dan...lima tahun kemudian Uni Sovyet pun terkeping-keping menjadi negara-negara kecil yang merdeka. Barangkali, inilah hikmah di balik bencana yang diakibatkan oleh umat manusia bagi kelangsungan hidup mereka sendiri.
****
Kisah anak Adam, memang tidak lepas dari pencapaian dan penghancuran. Kita terlalu sering untuk menyimak kabar yang sangat tidak beraturan itu. Kita sering berdecak kagum dan bangga menyimak kabar tentang kemolekan pencapaian peradaban dan, pada saat yang hampir bersamaan, kita pun kerap dijejali dengan kabar penghancurannya. Apa sebenarnya keinginan manusia-manusia itu? Barangkali demikian, kata-kata yang terlontar pada dialog purba malaikat di langit demi menyaksikan drama khalifah dunia ini.
Namun, pada sisi yang lain, syetan kerap dijadikan kambing hitam. Syetan menjadi personifikasi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat manusia. Syetan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh rangkaian penyimpangan manusia yang karenanya manusia menjadi terpuruk. Syetan dipersalahkan karena telah mengeluarkan manusia dari alam yang penuh dengan kenikmatan ke alam yang penuh dengan perjuangan. Karena godaan syetanlah Adam dan istrinya "memakan" buah dari pohon yang terlarang itu. Manusia menyalahkan Adam karena tunduk pada bujuk rayu itu. Namun, apabila diteliti lebih lanjut lagi, ternyata, Hawa-lah yang membujuk Adam untuk melanggar perintah Tuhan itu demi tergiur pohon kekekalan dan kekuasaan yang tidak akan pernah pudar yang dibisikkan oleh syetan kepada Hawa. Jadi, Siapakah yang bersalah?
Dari mana pun anda memandang, syetankah yang bersalah menggoda Adam? Adamkah yang bersalah karena tergiur bujuk rayu istrinya, atau istrinyakah yang menuruti kehendak syetan? Yang jelas, inilah yang disebut dengan lingkaran syetan. Suatu lingkaran yang tidak berujung dan tidak akan pernah habis-habisnya itu. Manusia saling menyalahkan. Dan syetan tertawa senang karenanya.
****
Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat mengingatkan, penggunaan persenjataan nuklir akan meluas dan meningkat tahun 2025. Dalam laporan itu juga disebutkan, pada masa mendatang kondisi keamanan dunia akan semakin labil dan penuh ketegangan akibat konflik dan perang. “Penggunaan senjata nuklir itu meningkat seiring dengan makin mudah dan terbukanya akses pada teknologi,” demikian laporan yang diungkapkan kepada pemerintahan baru Presiden AS terpilih Barack Obama, Kamis (20/11). (Kompas, Sabtu, 22 November 2008).
Lagi-lagi, kehendak bebas menjadi faktor yang paling kentara dalam menjauhkan anak Adam dari kesadaran akan nilai-nilai. Kehendak bebas manusia dipicu oleh eksploitasi akan indera pendengaran dan penglihatan yang lepas bebas dari pengendalian diri. Pada tataran ini, fungsi hati sebagai pembentuk karakter dikalahkan oleh syahwat untuk memuaskan kehendak inderawi manusia. Hati menjadi tertutup karenanya. Segala peradaban manusia yang sering diidentikkan dengan pencapaian teknologi sudah demikian pesat demi memuaskan hasrat walaupun manusia kerap menjadi taruhannya.
Dengan demikian, adalah wajar seandainya manusia berlomba-lomba untuk mencapai kemolekan-kemolekan teknis duniawi karena memang naluriah. Hanya saja, apakah kenetralan syahwat mampu difungsikan sebagai daya dorong untuk pencapaian hasrat demi nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan atau justru menghadirkan perilaku binatang?
Anak cucu Adam dihadapkan pada karakter peradaban industri maju yang paling khas; rasional dari irasionalitasnya. Atas nama produktifitas dan efisiensi yang nampak rasional, atas nama persaingan global dalam berebut konsumen, peradaban industri maju, pada gilirannya, menyampingkan sisi manusiawi (baca:akal sehat) dan mengedepankan cara-cara yang nyaris tidak masuk akal dalam peraihan target-targetnya. Herbert Marcuse, seorang filosof abad ke-20 menerjemahkan nilai-nilai itu ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang merupakan proses ganda yang terdiri dari: (1) kepuasan material (materialisasi kebebasan) dan (2) perkembangan bebas dari kebutuhan-kebutuhan pada basis kepuasan. Marcuse menggambarkan masyarakat itu sebagai masyarakat industri yang memiliki kemampuan transformasi yang metafisik ke dalam yang fisik, yang batin menjadi yang lahir, petualangan pikiran menjadi petualangan teknologi 
Sekali lagi. Anak cucu Adam sudah terjebak pada ketidakbebasan yang menyenangkan. Celakanya, kita amat menikmati keterpasungan ini.

1 komentar:

  1. kita semua memang sudah terjebak pada ketidakbebasan yang menyenangkan.... hanya segelintir orang yang bisa menang dalam kebebasan yang menyenangkan.
    http://rahasiacina.blogspot.com

    BalasHapus